Postingan

Makmum Terakhir

Gambar
Namaku Dina. Aku mahasiswi tingkat akhir di sebuah universitas Islam. Sejak kecil, aku terbiasa bangun malam untuk salat tahajud. Aku percaya bahwa doa di sepertiga malam adalah waktu paling mustajab. Tapi kejadian ini… mengubah cara pandangku terhadap sunyinya malam. Malam itu, sekitar pukul 3 pagi, aku bangun seperti biasa. Aku tinggal di asrama, tapi malam itu hanya aku sendiri di kamar karena teman sekamarku pulang kampung. Aku berwudhu, lalu menyalakan lampu kecil di pojok kamar. Suasananya redup, cukup untuk membuat hati tenang. Aku mulai salat tahajud, berdiri menghadap kiblat. Saat rakaat pertama, tak ada yang aneh. Tapi memasuki rakaat kedua, aku mendengar suara pelan di belakangku — seperti suara kain digesekkan ke sajadah. Seperti... seseorang sedang takbiratul ihram. Aku kaget. Refleks, aku menoleh cepat ke belakang. Kosong. Tak ada siapa-siapa. Aku berusaha tetap tenang. Mungkin hanya suara sajadah bergeser... mungkin... Aku lanjutkan salat. Tapi kali ini aku bisa merasaka...

Misteri Rak Terselubung

Gambar
Waktu itu aku kelas 7,dan sekolahku termasuk sekolah tua yang punya perpustakaan besar dan antik. Bangunannya terpisah dari gedung utama, penuh rak kayu tua yang tinggi menjulang sampai ke langit-langit. Banyak buku yang sudah berdebu, dan banyak juga ruangan yang jarang dipakai. Semua siswa tahu, rak bagian paling belakang di perpustakaan itu tidak pernah disentuh. Bukan karena isinya penting... tapi karena katanya ada penunggu. Guru-guru selalu bilang: “Ambil buku jangan sampai ke rak terakhir. Nanti kamu dibawa.” Awalnya kukira cuma mitos. Sampai akhirnya, aku nekat. Hari itu, aku dapat tugas membuat makalah sejarah. Buku yang aku butuhkan, katanya, ada di rak paling belakang. Rak yang sudah ditutup sebagian dengan tali rafia dan papan bertuliskan “Dilarang Masuk”. Tapi karena aku nggak mau nilai jelek, aku masuk juga. Sendirian. Perpustakaan sudah sepi. Hanya ada suara detak jam tua dan desiran kipas angin tua yang berdecit. Aku menyibak tali pembatas dan masuk ke rak belakang. Beg...

Ketukan Tengah Malam

Gambar
  Waktu itu sekitar jam setengah dua malam. Aku masih bangun karena ada tugas sekolah yang belum selesai. Rumah dalam keadaan sepi banget, orang tua udah tidur di kamar, dan aku di ruang tamu sendirian. Awalnya biasa aja, cuma suara kipas angin dan sesekali anjing tetangga menggonggong. Tapi tiba-tiba, aku dengar suara tok… tok… tok… dari arah pintu depan. Aku kira itu angin, tapi ketukannya rapi banget, seperti orang beneran yang ngetuk pelan. Aku coba beranikan diri nengok dari jendela samping. Aneh, nggak ada siapa-siapa di luar. Jalanan kosong, nggak ada motor lewat, bahkan lampu jalan juga agak redup. Aku kembali duduk, berusaha cuek. Tapi lima menit kemudian, ketukannya muncul lagi, lebih keras. Deg-degan makin nggak karuan, aku langsung masuk kamar. Baru aja rebahan, suara ketukan itu pindah, seolah-olah ada yang ngetuk jendela kamar. Padahal jendelanya di lantai dua! Aku langsung tarik selimut dan baca doa sebisanya. Besok paginya, aku cerita ke ibu. Tapi yang bikin ma...

Perkenalan Anggota

Gambar
  Anggota Kelompok 5: 1. Naysa Dila Azzahra (24) 2. Olin Dwi Nur Rahmadhani (26) 3. Nanda Dwi Diyanti (23) 4. Ghaitsaa Nur Azizah (18) 5. Elysia Febrianti (16)

malam jumat di rumah kosong

Gambar
 Setiap daerah pasti punya rumah kosong yang terkenal angker. Di kampungku, rumah itu berada di ujung gang sempit, terletak sedikit lebih tinggi dari rumah-rumah lain, dan sudah ditinggalkan lebih dari 10 tahun. Orang-orang bilang, rumah itu dulu milik keluarga Pak Riyanto. Mereka dikenal sebagai keluarga yang baik dan religius. Tapi suatu malam, tanpa sebab yang jelas, satu keluarga itu menghilang. Tidak ada tanda-tanda pindah rumah, tidak ada barang yang dikemasi. Pagi harinya, tetangga hanya menemukan pintu depan terbuka, lampu masih menyala, dan meja makan penuh makanan yang belum disentuh. Sejak saat itu, rumah tersebut jadi sarang misteri. Sebagai remaja yang iseng dan sering nonton konten uji nyali, aku dan dua temanku, Dika dan Reno, memutuskan untuk mencoba masuk. Tentu saja, kami pilih malam Jumat untuk cari suasana yang ‘lebih seram’. Kami bawa senter, kamera, dan sesajen ala-ala (buat konten katanya). Jam menunjukkan pukul 23.30 saat kami mulai masuk lewat pagar yang su...