Misteri Rak Terselubung
Waktu itu aku kelas 7,dan sekolahku termasuk sekolah tua yang punya perpustakaan besar dan antik. Bangunannya terpisah dari gedung utama, penuh rak kayu tua yang tinggi menjulang sampai ke langit-langit. Banyak buku yang sudah berdebu, dan banyak juga ruangan yang jarang dipakai.
Semua siswa tahu, rak bagian paling belakang di perpustakaan itu tidak pernah disentuh. Bukan karena isinya penting... tapi karena katanya ada penunggu.
Guru-guru selalu bilang:
“Ambil buku jangan sampai ke rak terakhir. Nanti kamu dibawa.”
Awalnya kukira cuma mitos. Sampai akhirnya, aku nekat.
Hari itu, aku dapat tugas membuat makalah sejarah. Buku yang aku butuhkan, katanya, ada di rak paling belakang. Rak yang sudah ditutup sebagian dengan tali rafia dan papan bertuliskan “Dilarang Masuk”.
Tapi karena aku nggak mau nilai jelek, aku masuk juga. Sendirian.
Perpustakaan sudah sepi. Hanya ada suara detak jam tua dan desiran kipas angin tua yang berdecit.
Aku menyibak tali pembatas dan masuk ke rak belakang.
Begitu aku menginjak ubin bagian dalam, suasananya langsung berubah.
Udara terasa lebih dingin. Lampu di atas rak mulai redup. Bau buku tua bercampur bau anyir memenuhi udara.
Aku cari cepat-cepat. Dan... kutemukan buku yang kucari. Tapi saat aku membalik badan untuk keluar, aku dengar suara.
Shhhk... shhhk... shhhk...
Seperti kuku panjang yang diseret di kayu.
Aku berbalik perlahan.
Dan di ujung lorong rak... berdiri sesosok wanita berjubah hitam. Rambutnya panjang menjuntai sampai tanah, menutupi wajah. Tangannya pucat, panjang, kukunya tajam seperti cakar.
Dia tidak berjalan. Tapi melayang...
Menuju aku.
Aku terpaku. Kakiku kaku. Tanganku dingin.
Tapi entah bagaimana, aku berhasil berlari. Buku yang tadi kuambil terjatuh di lantai. Aku sempat menoleh sebelum keluar dari area rak belakang.
Dia sudah berdiri tepat di tempat aku tadi berdiri. Menatapku. Tapi tanpa wajah.
Setelah itu, aku sakit selama tiga hari. Badanku panas tinggi. Dan setiap malam, aku mimpi... aku berada di lorong rak belakang itu, sendirian, dan suara cakaran itu terus terdengar.
Yang lebih aneh, setelah aku sembuh dan kembali ke sekolah, aku iseng cari buku itu lagi.
Tapi... pustakawan bilang:
“Buku itu sudah tidak ada. Sudah lama hilang. Tidak pernah tercatat di inventaris.”
Aku masih tidak percaya.
Sampai suatu hari, aku melihat seorang siswa kelas 8 tersesat ke rak belakang.
Dan dia tidak pernah kembali ke kelas.
Sampai sekarang.
Konon katanya, penunggu perpustakaan itu adalah mantan pustakawan yang dulu bunuh diri karena semua koleksi bukunya akan dibakar. Jiwanya tidak tenang, dan dia masih menjaga rak terakhir—tempat dia menggantung diri di antara buku-buku tua.
Jadi kalau kamu ke perpustakaan tua, dan merasa ada yang memperhatikan dari balik rak… jangan menoleh. Kalau kamu melihatnya, dia akan mengikutimu.
Komentar
Posting Komentar