malam jumat di rumah kosong
Setiap daerah pasti punya rumah kosong yang terkenal angker. Di kampungku, rumah itu berada di ujung gang sempit, terletak sedikit lebih tinggi dari rumah-rumah lain, dan sudah ditinggalkan lebih dari 10 tahun.
Orang-orang bilang, rumah itu dulu milik keluarga Pak Riyanto. Mereka dikenal sebagai keluarga yang baik dan religius. Tapi suatu malam, tanpa sebab yang jelas, satu keluarga itu menghilang. Tidak ada tanda-tanda pindah rumah, tidak ada barang yang dikemasi. Pagi harinya, tetangga hanya menemukan pintu depan terbuka, lampu masih menyala, dan meja makan penuh makanan yang belum disentuh. Sejak saat itu, rumah tersebut jadi sarang misteri.
Sebagai remaja yang iseng dan sering nonton konten uji nyali, aku dan dua temanku, Dika dan Reno, memutuskan untuk mencoba masuk. Tentu saja, kami pilih malam Jumat untuk cari suasana yang ‘lebih seram’.
Kami bawa senter, kamera, dan sesajen ala-ala (buat konten katanya). Jam menunjukkan pukul 23.30 saat kami mulai masuk lewat pagar yang sudah berkarat. Dari luar saja sudah terasa hawa dingin yang enggak biasa. Pohon mangga di depan rumah bergoyang meski angin hampir tidak terasa.
Begitu kaki kami melangkah ke dalam rumah... udara langsung berubah. Bau apek, debu, dan entah kenapa seperti bau bunga melati yang menyengat. Ruang tamu tampak berantakan, tapi ada satu hal yang ganjil — semua jam dinding berhenti di pukul 02.45. Kami pikir cuma kebetulan, tapi setelah kami keliling... semua jam di seluruh ruangan menunjukkan waktu yang sama.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari lantai atas. Pelan, tapi jelas. Kami langsung diam dan saling pandang. "Kucing kali ya?" bisik Reno. Tapi Dika hanya menunjuk ke tangga... dan di sana, terlihat bayangan wanita berbaju putih panjang, rambutnya menutupi wajah, dan kakinya tidak menyentuh tanah...
Kami langsung panik. Kamera terjatuh, senter bergoyang-goyang, dan pintu depan yang tadi terbuka... kini terkunci rapat. Dika mencoba membukanya sambil mengucap doa, Reno hampir pingsan, dan aku... hanya bisa menatap sosok itu yang makin mendekat, suara isak tangisnya menggema di seluruh rumah.
Tepat jam 02.45, semua berhenti. Suara tangis hilang, pintu depan terbuka sendiri, dan hawa dingin lenyap. Kami lari keluar tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.
sok harinya, kamera yang kami ambil kembali menunjukkan sesuatu yang tidak kami lihat sebelumnya — ada sosok putih berdiri di belakang kami sepanjang waktu kami merekam.
Sejak kejadian itu, aku tidak pernah lagi menantang hal-hal yang tak terlihat. Rumah itu masih ada sampai sekarang. Kosong. Sepi. Dan setiap malam Jumat, orang-orang masih mendengar suara tangisan dari dalam rumah...
Esok harinya, kamera yang kami ambil kembali menunjukkan sesuatu yang tidak kami lihat sebelumnya — ada sosok putih berdiri di belakang kami sepanjang waktu kami merekam.
Sejak kejadian itu, aku tidak pernah lagi menantang hal-hal yang tak terlihat. Rumah itu masih ada sampai sekarang. Kosong. Sepi. Dan setiap malam Jumat, orang-orang masih mendengar suara tangisan d
ari dalam rumah...
takut
BalasHapusserem jg
BalasHapus